Di artikel terdahulu pernah ditulis tentang preview HI UNPAR secara umum, sekarang saya akan berbagi cerita tentang gimana rasanya satu tahun pertama di UNPAR, belajar apa aja sih? Gimana rasanya ketemu dosen, tugas – tugasnya berat nggak ? dan lain – lain.
Hari pertama masuk FISIP kita
disambut oleh Ospek Gabungan dan Ospek jurusan, disini kita dibagi jadi
beberapa kelompok utuk mengenal universitas dan fakultas , kadang muter – muter
kampus sambil nonton UKM / unit ekstra kurikuler menampilkan apa aja yang
mereka lakukan dari teater, sastra, klub debat, kendo ( adu pedang Jepang),
wing chun / kung fu, parkour, dan lain sebagainya, banyak banget UKM di UNPAR
yang bisa membantu kamu untuk melepas penat habis kuliah atau mengembangkan
diri di luar rutinitas belajar / kegiatan akademik, di ospek gabungan juga kita
diperkenalkan dengan mahasiswa dari jurusan lain yang satu fakultas, Fakultas
ISIPOL UNPAR ada di gedung 3 UNPAR dan merupakan rumah bagi 3 jurusan :
Administrasi Publik / negara, Administrasi Bisnis, dan Hubungan Internasional. Warna
khas FISIP itu putih dan ada satu filosofi yang erat dengan mahasiswa FISIP :
Buku, Pesta , Cinta, intinya sebagai mahasiswa ilmu sosial, anak ISIPOL jurusan
apapun harus seimbang antara belajar di kelas, bergaul dengan teman dan
kehidupan pribadi dengan keluarga serta pacar. Anak FISIP katanya berbeda
dengan anak teknik, di lingkup studi teknik baik industri, kimia maupun arsitek
yang paling penting adalah kerja keras, makin pintar maka makin jadi, menurut
tradisi hal ini bebeda di FISIPOL karena bagi anak FISIPOL yang penting itu
koneksi, teman, ilmu itu nomor 2, kalau kamu punya IPK 2,5 tapi waktu lulus
punya 2500 teman di kampus kamu punya peluang lebih untuk sukses tapi itu
tradisinya, kerja keras tetap penting kok di FISIPOL.
Ospek jurusan dimulai beberapa hari
setelah hari pertama masuk, ospek jurusan kita bebentuk simulasi sidang PBB
dimana kita harus membela kepentingan negara kita dalam isu tertentu, nama dari
ospek jurusan ini adalah GINTRE , singkatan dari Gathering and Introducing
International Relations.
Nah hari pertama kuliah saya
menghadapi beberapa mata kuliah dasar kembali seperti ekonomi dasar, pengantar
ilmu filsafat , pengantar sosiologi, sejarah internasional dan Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional, untuk Pengantar ilmu HI (selanjutnya disingkat PIHI)
saya diampu oleh Bp. Yulius Purwadi Hermawan, Ph.D , dulu Mas Pur S1 di UGM (kita
punya kebiasaan memanggil dosen sebagai Mas / Mbak karena kebanyakan masih muda
juga). di PIHI kita belajar tentang paradigma/ cara – cara berpikir para ahli
HI, ada Realisme, Liberalisme dan Konstruktivisme, walaupun nggak terlalu dalam,
cara mengajar Bp Purwadi menurut saya cukup unik, ia banyak menggunakan
multimedia dan sering berinteraksi dengan mahasiswanya melalui sesi tanya
jawab, menurut syaa ia salah satu dosen yang merit-based judgement, kalau kamu
nurut dan mampu berargumen secara baik maka kamu akan diberi nilai yang baik, dan
sebaliknya, karena ia menangani mahasiswa baru, Mas Pur nggak terlalu meminta
ketajaman analisis kita, dia lebih meminta kita menunjukkan niat untuk belajar
dan semangat serta kreativitas. Mungkin beberapa agak heran kenapa mahasiswa HI
dapat ilmu filsafat, jadi menurut dosen saya yang juga rektor UNPAR, Dr.
Mangadar Situmorang, Ph.D yang dulu S1 di UGM, ilmu filsafat mengajarkan kita
bagaimana berpikir kritis dalam mempelajari suatu ilmu, nah nantinya kita bisa
menjadi analis, seorang yang mampu memeriksa data serta mendeskripsikan apa
yang data itu tunjukkan, atau bisa juga kita menjadi teoris, yang membuat suatu
paham gimana idealnya suatu pemerintahan berjalan.
Melewati semsester 1 dengan IPK
yang lumayan membuat saya ingin menantang diri dengan mencoba mengambil mata
kuliah di semester atas di semester 2, kalau kamu penasaran apa saja mata
kuliah di HI UNPAR, coba google aja silabus HI UNPAR, disitu kamu akan lihat
bagaimana semua mata kuliah sudah didesain agar cocok dengan perkembangan kamu
tiap semester. Kamu bisa mengambil lebih kalau IPK kamu mencukupi, kalau IPK
kamu dibawah 2,5 maka kamu bisa mengambil 18 sks, kalau kamu diatas 2,5, kamu
bisa ambil 21 sks,bila IPK lebih dari 3 maka kamu bisa ambil 24 sks. Saya
memilih mata kuliah Politik Luar Negeri sebagai tambahan mata kuliah, saya diajar
oleh Mas Adrianus Harsawaskita, S.IP, M.A , lulusan HI Universitas Indonesia
yang lanjut S2 di National University of Singapore. di semester 2 ini kita
mendapatkan beberapa mata kuliah baru seperti Ekonomi Indonesia, Isu – Isu global,
Bahasa Inggris Hubungan Internasional dan Penulisan Akademik. Mata kuliah
favorit saya di semester ini tetap Politik Luar Negeri, karena menganalisa
setiap kebijakan negara dengan kerangka analisis yang diberikan menjadi
tantangan baru bagi saya dan mencapai hasil yang cukup memuaskan rasanya puas
sekali.
Untuk mahasiswa HI , tugas yang paling banyak
biasanya berbentuk paper / makalah akademis yang berisi analisa atau deskripsi
peristiwa Internasional yang sedang terjadi, menurut saya sih tidak terlalu
sulit karena data sudah banyak di internet, kalaupun mau baca buku ke
perpustakaan juga ada, perpustakaan UNPAR relatif kecil bila dibandingkan
dengan perpustakaan UI, UGM atau UPI (ya iyalah) , tapi isinya lengkap kok,
jangan lupa kembalikan buku tepat waktu karena dendanya mahal J .
Mbak Elizabeth "Nophie" Dewi, Ph.D, pengajar HI yang dulu pernah kerja di ILO, dia fokus ke studi Gender & Feminisme |
Mbak Sylvia Yazid, Ph.D, Ketua jurusan HI yang mengajar mata kuliah Komunikasi Internasional |
Tentang dosen – dosen sebelumnya
saya pernah bilang kalau dosen kami mayoritas muda, dan benar sih, tapi semua
sudah menempuh pendidikan magister / S2, bahkan banyak dosen yang sudah
mendapat gelar Ph.D, kita punya 1 profesor yaitu Prof, Victorianus Bob Sugeng
Hadiwinata yang masih mengajar isu – isu global dan kajian kemanan serta teori –
teori Hubungan Internasional, sejauh ini dosen – dosen di HI UNPAR menyenangkan
kok, walaupun kadang pasti ada yang namanya perbedaan pendapat atau sakit hati
karena dikritik terlalu keras tapi buat saya itu masih bisa diterima, tidak ada
praktik main uang ataupun dikerjain oleh dosen, bahkan mereka mau berdiskusi
dengan kita bila kita sedang mengerjakan paper, pokoknya don’t judge a book by
it’s cover deh, dosen yang di kelas galak dan sensitif bisa jadi sebenarnya
peduli banget loh sama mahasiswanya.
Di 1 tahun pertama saya bergabung
dengan salah satu organisasi internal yang berada dibawah organisasi Himpunan
Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional, HMPSIHI yaitu International
Relations English Club (IREC) saya
direkrut sebagai staff divisi materi yang bertugas menyiapkan program diskusi
seperti Symposium dan merancang study guide untuk acara Parahyangan Model
United Nations , lomba untuk anak SMA. Melalui IREC saya juga diajak untuk
mewakili UNPAR bersama mahasiswa – mahasiswa lain yang lebih senior dalam acara
MSNS / Multi Stage Negotiation Simulation yang diadakan SESPARLU ( Sekolah
Aparat Luar negeri) di Hotel Preanger Bandung, kami dilatih untuk bernegosiasi
layaknya diplomat asli, di acara ini saya menjadi anggota delegasi Indonesia,
di acara ini ada 2 universitas yang diundang yaitu UNPAR dan UNPAD (Padjajaran).
![]() |
Sebagian Delegasi MSNS UNPAR : Alloysius Shaloom, Maruli Siahaan , R.A Catherine dan Eldi |
Diluar kegiatan akademik, kami memiliki malam akrab Hubungan
Intenrasional atau TAHI – Temu Akrab Hubungan Internasional, saya juga mengikuti tim Kabaret dalam acara
Pasar Malam Kampus Tiga / PMKT, merupakan sesuatu yang sangat berkesan untuk
saya karena saya bekerja diluar zona nyaman, kabaret mengharuskan saya bekerja
dengan orang – orang yang lebih liberal / bebas daripada diri saya yang lebih
konservatif tetapi setelah berbagai macam kesulitan pada akhirnya kami dipuji
oleh para penonton serta beberapa alumni kabaret PMKT tahun yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar